Sudahkah anda siap menikah?
Sesungguhnya siap menikah itu sesuatu yang bersifat relatif. Jika
dinilai dengan angka, tingkat kesiapan juga bisa beragam. Misalnya siap
60 %, siap 70 % atau siap 90 % bahkan siap 100 %. Angka tersebut
sebenarnya tidak terlalu kuantitatif, karena kondisi siap menikah itu
bercorak kualitatif. Sehingga pernyataan “siap menikah” itu bukan
kondisi yang sama untuk semua orang.
Salah satu cara untuk menguji
kesiapan menikah adalah dengan membayangkan hal-hal yang akan terjadi
setelah menikah. Kadang-kadang, sebelum menikah orang hanya membayangkan hal-hal yang menyenangkan dan yang indah-indah saja dalam pernikahan. Padahal
kenyataannya, ketika sudah hidup bersama dalam keluarga, laki-laki dan
perempuan harus siap dengan segala kondisi dan situasi, siap dengan
segala resiko, siap dengan segala beban dan permasalahan yang muncul
akibat pernikahan.
Bayangkan Hal-Hal Berikut Ini
Coba sahabat muda bayangkan
beberapa hal yang terjadi setelah menikah berikut ini, dan tanyakan
kepada diri sendiri apakah anda sudah siap untuk menghadapinya.
1. Harus Berbagi Semua Hal
Banyak hal akan menjadi “kita”, bukan lagi “aku” dan “kamu”. Dari makanan, minuman, sabun, pasta gigi, handuk, anda akan berbagi dengan pasangan. Demikian
pula waktu, perhatian, konsentrasi, semua harus berbagi. Anda tidak
bisa lagi egois menggunakan waktu untuk diri sendiri tanpa peduli
pasangan. Banyak hal yang dulunya “milikku” kini menjadi “milik kita”. Mungkin awalnya akan terasa canggung untuk berbagi segalanya, tapi seiring waktu, semua akan berjalan dengan sendirinya.
Dulu anda naik motor atau mobil
sendiri, kini anda harus berbagi. Dulu anda asyik ngenet sendiri, kini
ada pasangan yang bisa mencemburui. Dulu anda bisa keluar malam sendiri,
kini anda tidak bisa bebas lagi. Dulu anda bisa makan ke warung bakso
sendiri, kini anda tidak bisa semau sendiri. Dulu anda mau tidur dan
bangun jam berapapun dengan bebas, kini anda tidak bebas lagi. Ini semua
karena anda harus berbagi dengan pasangan dalam sangat banyak hal.
2. Pernikahan Itu Seperti Roller Coaster
Jika anda naik roller coaster, akan
melewati saat yang wajar dan biasa saja, ada saat ketegangan, ada saat
histeria, ada pula antiklimaks berupa kelegaan. Akan ada banyak sekali suka dan duka yang akan dijumpai dalam kehidupan pernikahan. Tapi kebersamaan yang kuat antara suami istri akan menjadikan mudah melewati semua bentuk krisis atau masalah.
Anda akan menghadapi banyak sekali masalah dan tantangan baru nantinya, tapi selama bisa saling bersatu hati dan bergandengan tangan dalam melewatinya, anda akan menjalani kehidupan pernikahan dengan bahagia bersama pasangan tercinta.
Tidak perlu terlempar dari roller coaster saat melewati ketegangan dan
histeria, karena anda saling berpegangan untuk menguatkan.
3. Selalu Ada Hal Baru yang Anda Temukan dari Pasangan
Sebelum menikah, apalagi bagi
mereka yang melewati masa pacaran, bisa jadi anda merasa telah mengenal
banyak hal dari pasangan. Padahal sebenarnya anda tidak banyak mengenal
jati dirinya. Orang pacaran lebih banyak menampilkan kebohongan demi
menyenangkan pasangan. Maka anda akan menemukan banyak sekali hal baru
setelah menikah dan hidup berdua bersama pasangan. Hal-hal yang menjadi
jati diri pasangan yang sesungguhnya.
Apalagi bagi pasangan yang tidak
melewati masa pacaran, hanya berbekal masa ta’aruf secara Islami untuk
menjaga hati. Pengenalan tentu tidak mendalam, karena lebih banyak sisi
kesamaan visi dan keyakinan akan kebaikan calon pasangan. Maka setelah
menikah, setiap hari adalah hari baru untuk lebih banyak tahu tentang kondisi pasangan. Anda akan terus dikejutkan dengan banyak hal baru dari pasangan yang belum pernah anda ketahui sebelumnya. Maka bersiaplah menghadapi hari-hari penuh kejutan itu.
4. Pasangan pun Menemukan Banyak Kejutan dari Anda
Sebagaimana anda terkejut dengan
berbagai hal yang baru temukan dan anda ketahui dari pasangan, maka
demikian pula pasangan anda akan menemukan banyak hal yang baru dari
anda. Pasangan juga akan mengalami keterkejutan karena menemukan hal-hal
yang belum diketahui sebelumnya dari anda. Sesuatu yang bisa jadi
sengaja anda sembunyikan dari pasangan selama masa berkenalan, atau
sesuatu yang anda tidak bermaksud menyembunyikannya, semua akan
tertampakkan.
Hidup berdua dalam keluarga baru,
bertemu dan berinteraksi secara sangat dekat dan intim, duapuluh jam
sehari semalam, membuat semua hal akan tertampakkan. Tidak ada yang bisa
disembunyikan. Semua dari diri anda akan diketahui pasangan, semua hal
dari pasangan akan anda ketahui. Maka bersiaplah menghadapi
ketersingkapan diri anda, yang selama ini tidak diketahui pasangan anda.
5. Melihat Sisi Paling Jelek Pasangan
Hidup dalam ikatan pernikahan
membuat anda dan pasangan selalu berada dalam situasi yang sangat dekat,
tanpa jarak, tanpa batas, tanpa sekat. Apalagi bagi engantin baru, yang
inginnya selalu berdua kemana-mana. Saat bangun tidur di pagi hari, anda akan menjadi orang pertama yang melihat pasangan bangun dengan muka kucel, rambut acak-acakan dan tubuh yang bau keringat. Belum lagi bau mulut.
Sebelum menikah, anda hanya
menemukan pasangan anda dalam kondisi wangi dan sudah berdandan rapi.
Anda tidak pernah menjumpainya dalam keadaan acak-acakan, karena selalu
ada persiapan sebelum pertemuan sebelum menikah. Kini setelah menikah,
anda bertemu setiap saat. Tidak ada waktu untuk bersiap diri, karena
anda selalu berada bersama pasangan setiap saat. Maka anda harus siap menerima kondisi pasangan dari sisi yang paling jelek sekalipun. Tapi justru itulah yang menjadi bumbu pernikahan Anda.
6. Bertemu Setiap Saat
Bagi orang yang berpacaran,
frekuensi pertemuan mereka tentu terbatas. Situasi seperti itu yang
menimbulkan kerinduan untuk bertemu. Setelah menikah, anda akan bertemu
setiap saat. Bahkan etika hidup suami istri, harus meminta izin kepada
pasangan ketika akan pergi untuk suatu keperluan meninggalkan pasangan.
Bertemu terus setiap saat dengan pasangan, apakah anda akan menjadi
bosan? Apakah anda akan kehilangan kerinduan? Semua tergantung kondisi
hubungan anda dengan pasangan.
Dalam kehidupan berumah tangga, justru keintiman harus terus ditingkatkan dengan melakukan variasi setiap harinya. Jika kesibukan dan rutinitas kegiatan setiaphari membuat anda merasa jenuh, maka setidaknya luangkan waktu sekali dalam seminggu atau sebulan untuk menghabiskan waktu berdua saja untuk melakukan refreshing.
7. Menyelesaikan Masalah Bersama
Saat masih lajang, anda berusaha menyelesaikan semua masalah sendirian. Sekarang setelah menikah, anda harus menyelesaikan masalah bersama dengan pasangan.
Karena anda berdua menjadi bagian yang utuh dan tak terpisahkan satu
dengan yang lain, maka masalah anda akan berpengaruh terhadap pasangan
dan masalah pasangan pun akan berpengaruh terhadap anda. Untuk itulah
anda berdua harus sharing untuk mendialogkan permasalahan yang anda
hadapi.
Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan pernikahan.
Kegagalan komunikasi sering menjadi faktor yang sangat vital dalam
menimbulkan konflik dan pertengkaran suami istri. Maka obrolan ringan
untuk mengurai berbagai masalah menjadi sangat diperlukan. Anda harus
rela berbagai masalah yang selama ini anda anggap sebagai pribadi.
Setelah menikah, hal itu akan anda buka kepada pasangan.
8. Menemukan Tujuan Paling Hakiki dari Sebuah Pernikahan
Walaupun secara teori anda sudah
mengerti tentang tujuan-tujuan pernikahan, namun anda akan berproses
menemukan tujuan tersebut bersama pasangan. Anda akan menemukan hal-hal
unik dan khas dalam corak interaksi keseharian bersama pasangan, yang
akhirnya anda menemukan lebih banyak hal tentang hakikat, makna dan
tujuan pernikahan.
Tentu saja tujuan menikah bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan seksual atau karena sudah waktunya menikah. Setelah menikah, anda akan menemukan makna dan tujuan pernikahan secara lebih nyata, bukan dalam dataran teori ataupun wacana. Ketika tujuan itu sudah ditemukan, maka pondasi pernikahan anda akan semakin kuat setiap waktunya.
9. Kerepotan Mengurus Anak
Pada masa perkenalan, mareka bebas
mengekspresikan keinginan, dan merasakan hal-hal yang serba menyenangkan
dari pasangan. Namun setelah menikah, anda akan segera menyambut
kehadiran bayi mungil, buah cinta anda berdua. Tahukah anda, bahwa bayi
itu sering terbangun dan menangis setiap saat, tidak pandang waktu dan
kesibukan anda berdua? Karena satu-satunya cara bayi berkomunikasi
adalah melalui tangisan.
Anda harus bangun tengah malam,
bahkan lewat tengah malam, mengurus ompol bayi, mengganti pakaian,
menyiapkan bedak, minyak telon, dan susu tambahan. Belum lagi saat bayi
sakit, tentu memerlukan perhatian ekstra. Anda harus siap berbagi untuk
mengurus bayi yang bisa menguras tenaga dan perhatian anda. Keintiman
anda sebagai suami istri menjadi “terganggu” oleh kerepotan mengurus
bayi.
10. Ada Hak dan Kewajiban yang Mengikat
Sebelum menikah, anda adalah
makhluk bebas merdeka. Sebagai orang dewasa, anda sudah tidak terlalu
diikat oleh orang tua, namun belum memiliki beban kehidupan. Setelah
menikah, semua segera berubah. Anda terikat dengan hak dan kewajiban
bersama pasangan. Setelah muncul anak, bertambah lagi beban dan
kewajiban itu. Anda tidak bisa lagi berlaku semau-mau sendiri, karena
ada ikatan peran yang harus tertunaikan.
Sudah siapkah anda dengan itu
semuanya? Memasuki perjalanan roller coaster pernikahan dengan segala
atraksinya? Jika anda sudah siap, maka itu bagian dari pertanda
kesiapan anda memasuki kehidupan pernikahan. Selamat memasuki kehidupan
pernikahan yang penuh keajaiban.